Semakin jauh kakiku melangkah,
Semakin luas pemandangan mata anugerahNya,
Semakin pula aku terfikir,
‘Oh Allah, beginikah sikap hambaMu, umat di akhir zaman?’
Aku tidak mengerti…
Mengapa? Mengapa senang benar kita melanggar batas-batas syara’ yang telah ditetapkannya?
Mengapa senang benar kita menurut kata-kata syaitan laknatullah!
Pada saat mata disaji dengan hidangan yang berlanggar dengan ketentuanMu,
Hati ini merintih…
‘Oh Allah! Lemahnya hambaMu..”
Aku melihat insan yang bakal menggenggam segulung ijazah jurusan Agama disana…
Di tepi tembok, sedang berbual dengan wanita ajnabi dalam masa yang panjang…
Ya, dikau bijak mengatakan dikau melakukan perbincangan,
Ya, dikau bijak mengatakan dikau berbual berdua di hadapan semua orang,
Dikau memang sungguh bijak mempermainkan arahanNya.
Lupakah engkau?
Lupakah engkau pada pesan Rasulullah : ‘Apabila seorang lelaki dan seorang wanita itu bersama, syaitan adalah yang ketiga.’
Tidak kira engkau berada di mana, bukankah syaitan telah berjanji akan memperdayakanmu?
Aku juga melihat,
Di
Dan di satu sudut lain…
Di
Itukah kita?!
Itukah kita yang mengatakan ‘Aku hamba Allah’
Itukah kita?!
Itukah kita yang mengatakan ‘Aku cintakan Rasulullah!!!’
Itukah kita?!
Itukah kita yang mengatakan ‘Aku rela berkorban demi Islam tercinta’
Di mana buktinya?!
Ketika Allah mengatakan ‘TIDAK!’ dikau berusaha mencari penyebab mengatakan ‘YA’
Ketika Rasulullah mengatakan ‘JANGAN’ dikau manipulasi sehingga menjadi ‘YA’
Ketika Islam mengajarkan cara hidup terbaik, dikau lebih suka dengan cara hidupmu.
Lantas, pada siapa lagi engkau beriman?
Aku semakin kabur….
Di manakah dia insan unggul pengganti Salahudin Al-Ayubi untuk menawan kembali Baitul Maqdis?
Di manakah dia insan tabah setabah Ikramah untuk mempertahankan Islam tercinta?
Dan di mana dia syabab yang mampu menggantikan 4 orang sahabat Baginda?
Pada saat hati ini dipenuhi dengan amarah,
Ditambah pula dengan rasa sedih atas iman yang lemah,
Air mata itu senang benar jatuh berguguran menyembah bumi…
Sahabatku para harapan Agama,
Aku tidak marah padamu cuma aku marah pada syaitan yang menggodamu,
Aku tidak kecewa denganmu cuma aku kecewa dengan nafsu yang menggoda dirimu,
Aku tidak malu bersahabat denganmu cuma aku malu dengan tindakanmu…
Dan hakikatnya aku marah,kecewa dan malu pada kelemahan imanku yang tidak mampu
menegur secara terus…
Ayuh, ayuh kita bersama,
Ayuh kita berpimpin tangan,
Ayuh kita nasihat-menasihati,
Ayuh kita bersama-sama mencapai redhaNya,
Kerana..
Kerana diriku begitu teringin untuk menatap wajahNya,
Meski diri terasa terlalu hina….
Marilah kita bersama, melangkah menuju redhaNya!
-copy from masturamohdyusuf.blogspot.com-