SEORANG penguasa Yahudi berkata: "Kami baru takut terhadap umat Islam jika mereka telah melaksanakan solat subuh seperti melaksanakan solat Jum'at." (Buku Misteri Solat Subuh oleh Dr Raghib As-Sirjani).
"Sungguh masjid-masjid di seluruh penjuru dunia ini merintih pedih dan mengeluh kepada Allah kerana dijauhi oleh majoriti kaum muslimin ketika solat subuh sedang dilaksanakan. Kalau bukan kerana ketentuan Allah bahawa benda-benda mati itu tidak bisa bicara, tentu manusia dapat mendengar suara rintihan dan gemuruh tangis masjid-masjid itu mengadu kepada Rabbnya Yang Agung". (Buku Keajaiban Solat Subuh oleh Dr. Imad Ali Abdus Sami Husain).
Dibalik pelaksanaan solat subuh, tersimpan rahsia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirujuk, bersumber dari pelaksanaan solat subuh yang dipandang ringan. Itulah sebabnya, para sahabat Nabi SAW berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah suatu ketika mereka terlambat solat subuh dalam penaklukkan Benteng Tsatar. "Tragedi" ini membuat sahabat seperti Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya.
Menurut sejarah, kejayaan lahir dan batin umat Islam zaman dahulu karena mereka yang melaksanakan solat subuh seperti yang ditakutkan oleh penguasa Yahudi di atas yaitu jemaahnya sama seperti solat Jum'at. Pada zaman salafus sholih, masjid-masjid selalu penuh sesak dengan orang-orang yang menunaikan solat subuh seperti tidak ada bezanya dengan saat mereka menunaikan solat Jum'at. Keadaan ini masih terlihat di tanah suci Makkah dan Madinah saat ini. Pantaslah di sana kehidupan masyarakatnya makmur, relatif aman dan harga keperluan hidup stabil sejak puluhan tahun yang silam. Misalnya harga telur, apel, ayam, pisang dan udang tetap tidak berubah sama dengan saat ini.
Sangat sayangnya Rasulullah SAW kepada pengikutnya, sampai beliau berdoa: "Ya Allah berkatilah umatku selama mereka senang bangun subuh". Dan dalam hadis lain beliau menjamin bila orang senang bangun subuh maka rezeki dan hidupnya akan berkah seperti sabda Rasulullah SAW: "Berpagi - pagilah kamu mencari segala keperluan atau hajat, karena sesungguhnya diwaktu pagi itulah terdapat berkah".
Kenapa maka solat subuh itu memperoleh perhatian utama? Sebab Allah SWT sendiri telah menegaskannya dalam Al Quran: "Dan (dirikanlah pula solat subuh). Sesungguhnya solat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)". ( Al Isra (17) ayat 78 ).
Salat subuh memang merupakan tolok ukur keimanan seseorang. Jika ada seorang mukmin-walaupun ia kerap puasa, tilawah Al Quran, berzikir atau bahkan ia seorang ustaz sekalipun, namun ia masih merasa berat untuk bangun menghadiri solat subuh berjemaah di masjid, maka ia harus banyak bermuhasabah, jangan-jangan ia termasuk dalam katagori sabda Rasulullah SAW : "Solat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah solat Isya dan solat subuh" (HR.Ahmad), demikian antara lain komentar Dr Imad Ali Abdus Sami Husain dalam bukunya "Keajaiban Salat Subuh". Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Raghib As-Sirjani, seperti dikatakannya: "Seorang ustaz yang tidak menjaga solat subuh dalam berjemaah, tetapi dia berbicara dan berceramah dalam sebuah majlis tentang tegaknya agama Allah dimuka bumi, Naif !".
Dasar kenyataan kedua ulama dan penulis Timur Tengah di atas, sudah pasti peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah SAW. Sebab bila beliau meragukan keimanan seseorang maka Nabi SAW akan menelitinya pada saat solat subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi solat subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati. Ubai bin Ka'ab berkata: "Rasulullah SAW pernah solat subuh, kemudian berkata, 'Apakah kalian menyaksikan bahwa si Fulan solat?' Mereka menjawab, ' Tidak '. Beliau berkata lagi , ' Si Fulan ? '. Mereka menjawab , ' Tidak '. Maka Nabi Mulia itu berkata: "Sesungguhnya dua solat ini (subuh dan Isya) adalah solat yang berat bagi orang-orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam solat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. (HR. Ahmad dan An-Nasai). Ibnu Umar RA pun berkata: "Ketika kami tidak melihat seseorang dalam solat subuh atau isya, kami langsung berperasangka buruk kepadanya." Dan ujar Imam Malik lagi : "Batas antara kita dengan orang-orang muanfik adalah menghadiri solat isya dan subuh, sebab orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua salat tersebut".
Diceritakan satu ketika Rasulullah SAW solat subuh di masjid Nabawi. Begitu pulang beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur. Maka beliau pun membalikklan tubuh Fatimah dengan kakiknya, kemudian berkata: "Hai Fatimah, bangun dan saksikanlah rezeki Robbmu, karena Allah SWT. membagi-bagi rezeki para hamba antara salat subuh dan terbitnya matahari". ( HR.Baihaqi ).
Dilain waktu Rasulullah SAW menjadi imam solat subuh, Beliau tidak melihat Ali bin Abi Thalib RA. Khawatir menantunya ini sakit, beliau langsung menuju rumahnya. Ketika bertemu dengan Siti Fatimah, mendapat penjelasan bahwa sangat asyiknya Ali, suaminya beribadah malam, maka solat subuh dilakukan di rumah. Rasulullah SAW kemudian berkata: "Solat subuh yang dilakukan secara berjemaah (di masjid), lebih bagus daripada ibadah yang dilakukan seseorang sepanjang malam di rumah".
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan salat isya secara berjemaah , maka ia seperti salat malam separuh malam. Dan barangsiapa yang melaksanakan salat subuh secara berjemaah, maka ia seperti salat malam satu malam penuh". Sehingga Ibnu Umar RA pun menegaskan: "Sungguh, aku bisa melaksanakan salat subuh secara berjemaah, itu lebih aku sukai daripada salat malam semalam suntuk". Sudah pasti yang paling baik adalah istiqamah salat malam di rumah sesuai kemampuan dan ditutup dengan salat subuh secera berjemaah di masjid.. Wallahualam.**